Di dasar hati yang dalam,
Yayasan tumbuh, menerangi kehidupan Setiap tahun, milad datang menemui
Sebuah perjalanan, liku, dan doa yang menyertai Penuh pengabdian, berkah disebarkan
Di setiap langkah, karya memberi makna Sebuah cinta, seperti bunga berkembang
Dhia El Widad tumbuh, membina kehidupan yang tulus
Milad yang bergaung, lagu syukur terdengar Sebuah perjalanan, berbagi dan menyayangi Tak hanya angka, usia yang bertambah
Tapi tanda perjalanan, jejak cinta yang abadi
Yayasan Dhia El Widad, tiang bakti yang tinggi Miladnya menyapa, menggugah hati
Selamat datang milad, wahai Yayasan Dhia El Widad tercinta Teruslah bercahaya, menyinari dunia
Nur Layli
Dhia El Widad terdiri dari dua kata Dhia dan Widad. Dhia (ياء ض ) berasal dari bahasa Arab yang artinya sinar. Kata lain dalam bahasa Arab yang mirip dengan kata Dhia, yaitu Nur (ور ن). Kata Dhia dan Nur walaupun keduanya memiliki arti yang mirip (mutaradif), namun berbeda makna dan penggunaannya. Di dalam Al-Qur’an dua kata ini digunakan bersamaan, yaitu pada Surah Yunus Ayat 5:
هُوَ ٱلَّذِي جَعَلَ ٱلشَّمۡسَ ضِيَآءٗ وَٱلۡقَمَرَ نُورٗا وَقَدَّرَهُۥ مَنَازِلَ لِتَعۡلَمُواْ عَدَدَ ٱلسِّنِينَ وَٱلۡحِسَابَۚ مَا خَلَقَ ٱللَّهُ ذَٰلِكَ إِلَّا بِٱلۡحَقِّۚ يُفَصِّلُ ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يَعۡلَمُونَ ٥
“Dialah yang menjadikan matahari bersinar (dhiyaa’an) dan bulan bercahaya (nuuron) dan ditetapkan-Nya manzilah- manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).”
Dalam ayat tersebut, kata nur disebutkan setelah qamar (bulan), sedangkan kata dhiya disebutkan setelah syams (matahari). Nur adalah cahaya yang tidak berasal dari dirinya sendiri namun cahayanya merupakan pantulan, sedangkan dhiya bermakna sinar yang mana sinarnya dirinya sendiri. Sesuatu yang bersinar (matahari) sudah pasti akan memancarkan pula cahayanya, tetapi sesuatu yang bercahaya (bulan) belum tentu atau bahkan tidak mampu memancarkan/memberikan sinar dengan baik.
Adapun El Widad (وداد ال) berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti kecintaan, keakraban, keramahan. Dengan demikian jika digabungkan dua kata dari Dhia dan El Widad bisa dimaknai cahaya cinta, cahaya keakraban, dan cahaya keramahan.
Ungkapan nama adalah doa sehingga di dalam Islam, nama bukan sekadar penanda. Dia adalah doa bagi diri dan kehidupan seseorang. Begitu pun jika nama itu dilekatkan pada sebuah lembaga, maka nama itu menjadi doa, harapan atau cita-cita. Dan itulah yang saya rasakan selama Sembilan tahun Bersama Dhia El Widad. Di sini ada cinta, di sini ada keakraban, dan di sini ada keramahan.
Alhamdulillah di usia yang ke-16, Yayasan Dhia El Widad terus tumbuh menjadi yayasan yang luar biasa. Tentu hal ini karena yayasan ini dibangun, dikelola, dan dikelilingi oleh jiwa-jiwa yang penuh dengan cinta, sehingga cahaya cinta itu semakin bersinar dan terus menyebarkan kebermanfaatan ke seluruh penjuru.
Selamat Milad Dhia El Widadku. Terus tebarkan cahaya cinta dan kebermanfatanmu ke suluruh penjuru.
Eko Supiyan, M.Pd.I
★★★★★ Click Here

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warhamatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahi robbil ‘Alamiin, beribu syukur membasahi lidah atas nikmat yang tiada terkira. Atas lahirnya buku kedua Dhia El Widad yang disusun dalam waktu yang sangat singkat. Berkisar selama dua bulan sejak awal pencetusan ide, pengumpulan naskah, edit, dan layout. Semua proses begitu cepat. Higga akhirnya buku ini hadir dalam tajuk “Kado Milad 16 Tahun Dhia El Widad.
Salam hangat untuk para pencinta puisi, pantun, dan quote. Para penikmat kata-kata yang berdansa indah di atas lembaran kertas. Saat ini, kita hadir bersama dalam momen istimewa melalui karya-karya yang membangun jembatan antara hati dan kata dengan tajuk “Kado Milad 16 Tahun Yayasan Dhia El Widad”.
Antologi ini adalah buah dari perjalanan jiwa yang berbagi suara mereka melalui goresan pena. Setiap tulisan adalah sebuah petualangan, membawa kita melintasi jalan berliku perasaan dan memperlihatkan keindahan dalam kerapuhan. Melalui setiap kata, kita menjelajahi dunia yang penuh warna dan mendalam.
Para penulis dalam antologi ini adalah penjelajah hati yang berani. Mereka adalah pelaut kata-kata yang menjelajahi samudra perasaan, menemukan pulau-pulau rasa, dan merangkai makna dari serpihan emosi. Dalam
setiap ruang kehidupan di Dhia El Widad. Di setiap katanya ada kehidupan yang berdenyut dan pesona yang tak terungkapkan.
Terima kasih kepada setiap kontributor yang telah membagikan karya mereka. Kalian adalah pahlawan- pahlawan kata yang dengan sukarela menghidupkan kata- kata di dalam perjalanan bersama Dhia El Widad. Karya- karya kalian adalah bukti bahwa rasa cinta itu tumbuh dalam kebersamaan dan ukhuwah Islamiyah.
Dengan hati yang penuh rasa syukur, kita sambut bersama setiap pembaca yang memasuki dunia ini. Semoga melalui antologi yang mengalir di setiap halaman, kita dapat merasakan kebahagiaan di Hari Jadi Yayasan Dhia El Widad Ke-16.
Selamat menikmati perjalanan menikmati buku ini. Semoga kita semua dapat menemukan kepingan-kepingan kehidupan kita yang tersembunyi di antara baris-baris indah kata-kata.
Selamat Milad ke-16 Yayasan Dhia El Widad, semoga Allah limpahkan berkah dan rahmat-Nya. Semoga setiap langkah membawa kebaikan bagi orang banyak dan kesuksesan dalam amal bakti. Aamiin.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabaraktuh.
Salam Cinta Tanah Bumbu, 07 Desember 2023
dr. Hamni Azmi